Kabar  

Prodi Farmasi UM Bandung Gelar Guest Lecturer Bahas Inovasi Biosintesis Obat Berbasis Tumbuhan

Prodi Farmasi UM Bandung Gelar Guest Lecturer Bahas Inovasi Biosintesis Obat Berbasis Tumbuhan.

KABARINDAH.COM, Bandung — Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses mengadakan Guest Lecturer bertajuk ”Innovative Platform for the Biosynthesis of Plant Based-Based Natural Drug Compounds” pada Rabu (05/02/2025).

Acara yang berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan UM Bandung itu dihadiri oleh Wakil Rektor I, Wakil Dekan Fakultas Sains dan Tekonologi UM Bandung, Ketua Program Studi Farmasi, dan para mahasiswa Farmasi. Adapun narasumber kali ini yakni Senior Lecturer Faculty of Science Universiti Malaya Nur Kusaira Binti Khairul Ikram.

Ketua Prodi Farmasi UM Bandung Dwintha Lestari menegaskan bahwa acara ini menjadi peluang bagi mahasiswa untuk mendalami ilmu di bidang bioteknologi farmasi. “Ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai drug compounds berbasis tumbuhan,” ucap Dwintha

Maka dari itu, menurutnya, para peserta bisa menyerap ilmu sebanyak-banyak yang disampaikan oleh narasumber dari Negeri Jiran tersebut. ”Manfaatkan ilmu yang diberikan dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan kita bersama,” ujar Dwintha.

Baca Juga:  Dorong Sektor Pertanian, Tim PPK Oramawa HIMAGRI UM Bandung Gelar Sosialisasi Program Sanggar Tani Muda

Perspektif Global

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UM Bandung Jaya Kuncara Rosasusila menyoroti pentingnya wawasan global dalam dunia farmasi. “Melalui seminar internasional ini, mahasiswa program studi Farmasi UM Bandung mendapatkan perspektif baru yang lebih luas, khususnya dari narasumber luar negeri,” katanya.

Integrasi Keilmuan dan Nilai Keagamaan

Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi menegaskan bahwa kajian mengenai obat-obatan berbasis tumbuhan memiliki relevansi yang besar bagi kehidupan. “Tumbuhan sebagai sumber obat memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ungkap Hendar.

Tidak hanya itu, dirinya juga mengungkapka bahwa kegiatan tersebut menjadi tuntutan dari aspek nilai-nilai keagamaan. ”Tantangan dalam pengembangan keilmuan ini tidak hanya terkait sains dan teknologi, tetapi aspek ekonomi, regulasi, dan kehalalan produk,” jelas Hendar.

Baca Juga:  Kuliah di UMBandung Bukan Sekadar Mengejar Gelar

Menurutnya, pengembangan obat alami memerlukan laboratorium yang memadai, regulasi ketat, serta pengakuan dari masyarakat terkait efektivitas dan kehalalannya. “Karena itu, kuliah ini tidak hanya memenuhi tuntutan akademik, tetapi menjadi bagian dari integrasi nilai keagamaan dalam ilmu farmasi,” tandasnya.

Industri farmasi dan bioteknologi

Dalam sesi pemaparan materi, Nur Kusaira Binti Khairul Ikram membahas inovasi dalam biosintesis obat alami berbasis tumbuhan, khususnya produksi artemisinin—obat antimalaria—melalui rekayasa genetika pada lumut Physcomitrium patens.

Nur menjelaskan bahwa dengan pendekatan in-vivo menggunakan metode rekombinasi homolog, penelitian ini berhasil mengembangkan jalur biosintesis artemisinin dalam sistem lumut. Metode ini memungkinkan produksi dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan dengan sumber alaminya.

Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan efisiensi manipulasi genetik, mengurangi kebutuhan kerja laboratorium yang intensif, dan memperkenalkan teknologi transformasi baru dalam sistem tanaman. Keberhasilan ini membuka peluang produksi biopharmaceutical berbasis tanaman dengan efisiensi lebih tinggi.

Baca Juga:  Wisata Kuliner di Dago Sukabumi, DITUTUP

Temuan ini berimplikasi besar bagi industri farmasi dan bioteknologi, khususnya dalam menciptakan platform produksi obat yang berkelanjutan dan dapat diskalakan. Hal ini mendukung pengembangan terapi yang lebih murah dan ramah lingkungan untuk kebutuhan medis global.

Kegiatan kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru serta menginspirasi mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Bandung dalam mengembangkan potensi obat-obatan berbasis tumbuhan untuk masa depan yang lebih baik.***(FK)