Kabar  

Perkuat Diplomasi Kemanusiaan, PMI Ikuti Program IVLP

Program International Visitor Leadership Program (IVLP) yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sepanjang Juni 2025.

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Palang Merah Indonesia (PMI) terus memperluas jejaring kerja sama internasional di bidang penanggulangan bencana dengan mengikuti program International Visitor Leadership Program (IVLP) yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sepanjang Juni 2025.

Dalam program yang mengangkat tema Disaster Preparedness and Emergency Management tersebut, PMI mengirimkan delegasi bersama para peneliti dan praktisi terpilih dari Indonesia untuk mempelajari sistem penanggulangan bencana di Amerika Serikat serta membahas berbagai isu strategis kebencanaan global.

PMI diwakili oleh Ridwan Sobri Carman, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat, yang menjadi salah satu peserta IVLP tahun ini.

“Program ini membuka kesempatan kami untuk belajar langsung dari lembaga-lembaga federal di Amerika, memahami sistem koordinasi penanganan bencana, serta berbagi pengalaman tentang model pengurangan risiko berbasis komunitas di Indonesia,” ujar Ridwan.

Selama pelaksanaan program, para peserta melakukan kunjungan kerja ke berbagai lembaga seperti Federal Emergency Management Agency (FEMA), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan American Red Cross, serta bertemu otoritas kebencanaan di empat negara bagian yakni Utah, Texas, Florida, dan Hawaii.

Menurut Ridwan, IVLP bukan hanya program pertukaran, namun menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan yang memberikan pemahaman lebih luas mengenai kemajuan sistem kebencanaan, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien antara negara mitra.

“Kami juga berdiskusi dengan beberapa universitas ternama yang memiliki pusat studi bencana dan mengembangkan sistem observasi berbasis data untuk mendukung kebijakan kebencanaan,” tambahnya.

Lebih jauh, Ridwan menekankan bahwa PMI juga turut berkontribusi dalam memperkenalkan pengalaman dan pendekatan Community-Based Disaster Risk Reduction (CBDRR) yang telah diterapkan di berbagai wilayah rawan bencana di Indonesia.

“Kami berbagi pengalaman implementasi program CBDRR, termasuk model pendekatan berbasis alam atau nature-based solution (NBS), peningkatan kesiapsiagaan gempa bumi melalui program retrofitting bangunan masyarakat, serta kolaborasi penanganan panas ekstrem melalui dukungan American Red Cross untuk penguatan ketangguhan masyarakat di Indonesia,” jelasnya.

Ridwan menambahkan, pengalaman ini sangat relevan dengan konteks Indonesia, khususnya setelah peristiwa gempa dan tsunami tahun 2004 yang menjadi titik balik dalam penguatan sistem penanggulangan bencana nasional.

“Sebagaimana terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 dan dibentuknya BNPB, Indonesia kini menerapkan pendekatan klaster dalam penanganan bencana yang melibatkan lintas sektor, termasuk pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan organisasi nonpemerintah,” ujarnya.

PMI juga menilai Amerika Serikat memiliki infrastruktur dan jaringan pemantauan bencana yang sangat luas, seperti sistem peringatan dini tsunami di kawasan Pasifik yang dikelola NOAA di Hawaii dan dapat dimanfaatkan oleh negara-negara lain secara terbuka.

Melalui keterlibatan dalam IVLP, PMI berharap dapat memperkuat kapasitas kelembagaan serta membuka peluang kerja sama teknis seperti pertukaran pelatihan, pengembangan sistem informasi bencana, hingga inovasi program kesiapsiagaan berbasis komunitas.

“Program IVLP merupakan salah satu inisiatif pertukaran profesional tertua di Amerika Serikat yang telah berlangsung sejak 1940, dan menjadi sarana penguatan hubungan bilateral melalui dialog dan kolaborasi lintas sektor,”pungkas Ridwan. Atep Maulana

Exit mobile version