Penerima Bansos di Sukabumi Didorong untuk Mandiri dan Berdaya Lewat Edukasi

Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang dihadiri oleh Pendamping PKH, Puskesos dan KPM PKH.

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Para keluarga penerima manfaat (KPM) didorong agar tidak bergantung pada bantuan sosial semata atau mandiri. Salah satunya, melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan berbagai upaya edukasi dan pemberdayaan dilakukan untuk mendorong kemandirian masyarakat.

Upayanya melalui kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang digelar di Kabupaten Sukabumi, seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Sukabumi. Koordinator Pendamping sosial PKH, Kecamatan Sukabumi, Encep Anwar Gozali menyampaikan bahwa bansos adalah bentuk intervensi sementara dari negara untuk menstabilkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Namun, ia menekankan bahwa tujuan utama bantuan bukanlah ketergantungan, melainkan kemandirian.

“Bansos adalah jembatan, bukan tempat berhenti. Tujuan akhirnya adalah keluarga yang berdaya dan mandiri,” ujar Encep, Selasa (8/7/2025). Ia menambahkan penegasan ini sejalan dengan pernyataan dan amanat Bapak Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menyebut bahwa bantuan sosial bersifat sementara, sebagai langkah penyelamatan awal bagi warga yang rentan.

Baca Juga:  Dinkes Sukabumi Siapkan Pelayanan Kesehatan Selama Arus Mudik Lebaran

Mensos kata Encep, menegaskan bahwa tujuan utama dari bansos adalah untuk mendorong masyarakat “naik kelas” menjadi warga yang produktif dan mandiri. “Saat ini kementerian Sosial terus memperkuat komitmen ini melalui berbagai program pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan dan dukungan permodalan, agar bantuan yang diberikan hari ini menjadi pijakan untuk masa depan yang berdaya,” terangnya.

Dalam kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) kali ini dengan mengambil tema terkait Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga ini dihadiri oleh pendamping sosial PKH, perwakilan Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial) Desa Karawang, serta para KPM anggota PKH.  Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran bagi keluarga penerima bantuan agar lebih bijak dalam mengelola keuangan, menabung, serta mulai merintis usaha kecil yang dapat menopang perekonomian keluarga.

Baca Juga:  Joe Biden: Kami akan Memburu Dalang Aksi Teror di Bandara Kabul!

Dalam kegiatan P2K2 tersebut lanjut Encep, pendamping sosial juga menjelaskan alasan belum cairnya bantuan pada sebagian KPM pada tahap ini. Hal ini disebabkan oleh proses pemadanan dan pemeringkatan data yang tengah dilakukan pemerintah pusat melalui integrasi tiga sumber data utama diantaranya Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi),P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem), dan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

“Ini adalah proses pemutakhiran data DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional), agar penerima bansos benar-benar berasal dari kelompok yang paling membutuhkan,” ungkap Encep. Validasi ini penting supaya data lebih akurat, terkini, dan tepat sasaran.

Program PKH menegaskan bahwa edukasi kepada KPM merupakan bagian penting dari strategi pengentasan kemiskinan secara berkelanjutan. P2K2 menjadi sarana memperkuat kesadaran dan kapasitas keluarga agar tidak hanya mengandalkan bantuan, tetapi memiliki daya untuk bangkit.

Baca Juga:  Rektor UIN Jakarta Dorong Hasil Riset Bisa Sumbangkan Rekomendasi Kebijakan Pemerintah

“Keberhasilan PKH bukan diukur dari berapa banyak bantuan yang disalurkan, tetapi dari berapa banyak keluarga yang berhasil keluar dari ketergantungan dan hidup mandiri,” tutupnya. <span;>Atep Maulana