Kabar  

Menembus Reruntuhan, PMI dan Mitra Salurkan Air Bersih untuk Warga Gaza

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Palang Merah Indonesia (PMI) bersama mitra kemanusiaan Wakaf Salman, lembaga lokal GDD (Gazze Destek Derneği), serta Bulan Sabit Merah Palestina, terus melanjutkan penyaluran bantuan air bersih bagi warga Gaza yang paling terdampak. Khususnya di Khan Younis dan wilayah Gaza Utara.

Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk membuka kembali akses terhadap air bersih, namun juga merupakan bagian dari misi kemanusiaan jangka panjang PMI dalam mendampingi rakyat Palestina yang tengah bergulat di tengah situasi darurat berkepanjangan.

“Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. PMI bersama para mitra kemanusiaan terus berikhtiar menyalurkan bantuan, termasuk pasokan air bersih, bagi warga yang terdampak. Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap menunjukkan solidaritas kemanusiaan, karena setiap uluran tangan amat berarti bagi mereka yang tengah berjuang untuk bertahan hidup,” ujar Sekretaris Jenderal PMI, AM Fachir

Baca Juga:  Setetes Darah, Sejuta Harapan, Mahasiswa UM Bandung Galang Donor untuk Kemanusiaan

PMI mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk terus menyatukan langkah dalam doa dan donasi demi membantu rakyat Palestina. Setiap dukungan akan sangat membantu dalam meringankan penderitaan warga sipil, khususnya anak-anak, yang menjadi korban utama dalam konflik berkepanjangan ini.

Sejak agresi militer kembali mengguncang Jalur Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 2,3 juta penduduk Palestina harus menghadapi krisis kemanusiaan yang kian mengkhawatirkan. Kerusakan sistematis terhadap infrastruktur pangan, pertanian, dan air bersih, ditambah penutupan akses perbatasan secara berkepanjangan, telah menyebabkan penderitaan yang mendalam di tengah masyarakat.

Data terbaru menunjukkan, sekitar 75 persen lahan pertanian atau 11.293 hektare dari total 15.053 hektare telah luluh lantak. Sementara itu, lebih dari 96 persen populasi ternak dan unggas dilaporkan musnah. Lonjakan harga bahan makanan pun terjadi secara ekstrem, antara 400 persen hingga 2.600 persen. Tak hanya itu, seluruh pabrik roti bersubsidi kini tak lagi beroperasi akibat kelangkaan bahan bakar dan tepung.

Baca Juga:  Wamenag: Asyik! Pesantren dan Perguruan Tinggi di Indonesia Terbuka untuk Pelajar Palestina

Dampak dari kelaparan pun mulai memakan korban jiwa. Hingga saat ini, setidaknya 58 orang dilaporkan meninggal dunia karena kelaparan, di antaranya 53 adalah anak-anak. Bahkan, lebih dari 3.500 anak berada dalam kondisi gizi buruk akut yang mengancam nyawa mereka. Program Pangan Dunia (WFP) pada 25 April 2025 menyatakan bahwa seluruh stok makanan mereka di Gaza telah habis.

Kondisi air bersih pun tak kalah memprihatinkan. Di wilayah Gaza Selatan dan Gaza Utara, kebutuhan air bersih sangat tinggi lantaran lebih dari 1.622 kilometer jaringan air hancur, dan lebih dari 2.523 sumur milik warga mengalami kerusakan parah. Atep Maulana