KABARINDAH.com, Jakarta – Melalui Kementerian Kesehatan, Pemerintah Indonesia menyatakan siap mengambil peran sebagai regional hub produksi vaksin Covid-19. Sebab Indonesia melihat bahwa seluruh dunia harus melipatgandakan produksi vaksin.
Demikian dikatakan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam G20 Health Ministers Meeting di Roma, Italia, yang digelar dua hari pada 5-6 September 2021.
“Kapasitas produksi vaksin covid-19 di seluruh dunia harus dilipatgandakan dan Indonesia siap untuk berkontribusi pada rantai pasokan global vaksin covid-19,” kata Budi.
Budi menjelaskan, menghadapi pandemi Covid-19 dunia perlu secara agresif mengembangkan kapasitas produksi vaksin berbasis lokal, terapeutik, dan diagnostik. Untuk melakukan ini maka transfer teknologi dan pengetahuan serta peningkatan kapasitas dalam penelitian dan pengembangan, terutama dari negara maju ke seluruh dunia, harus dipercepat.
“Ini dapat dilakukan dengan cepat melalui B2B atau kerjasama multilateral,” sambung Budi.
Budi menambahkan lebih lanjut, Indonesia melihat dua langkah penting dalam upaya penanganan tantangan kesehatan saat ini dan di masa depan. Pertama, mendorong akses vaksin yang merata melalui COVAX-Facility. Kedua, melipatgandakan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di seluruh dunia untuk sistem kesehatan yang lebih tangguh.
Hingga kini setidaknya 40 persen dari populasi dunia telah menerima satu dosis vaksin Covid 19. Namun, 4 dari 5 dosis tersebut diterima oleh penduduk di negara-negara dengan penghasilan menengah atas dan tinggi.
Sementara di sisi lain, hanya 20 persen dari pasokan vaksin global yang tersedia untuk negara berkembang, meskipun populasinya hampir setengah dari populasi dunia.
Karena itu, melalui pertemuan G20, Indonesia mendorong reformasi sistem kesehatan global.
Reformasi ini mencakup penguatan peran sentral WHO dalam kesiapsiagaan dan respons pandemi, deteksi dan peringatan dini, berbagi informasi secara cepat, serta penerapan pendekatan One Health, untuk kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Hal itu semata sebagai upaya menciptakan sistem kesehatan yang kuat dan tangguh.
Indonesia juga menekankan pentingnya pencegahan dan manajemen penyakit menular dan tidak menular, serta investasi terhadap kesehatan anak dalam mendukung pencapaian SDGs 3 yang terhambat akibat pandemi Covid-19.
Adapun pertemuan menteri kesehatan G20 pada 5-6 September 2021 ini menghasilkan Deklarasi Menteri Kesehatan G20. Deklarasi ini memuat komitmen atas pemulihan pasca pandemi Covid-19, kolaborasi penanganan pandemi, pendekatan One Health untuk kesehatan manusia-hewan-lingkungan, dan akses terhadap farmasi dan alat kesehatan yang mudah dan cepat.
Selain dihadiri para menteri kesehatan anggota G20, pertemuan Roma juga mengundang sejumlah organisasi internasional, seperti WHO, UNICEF, Bank Dunia, dan GAVI.
Pada Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022, Indonesia berkomitmen akan melanjutkan upaya untuk menjamin masa depan yang lebih sehat, tangguh, dan aman untuk generasi berikutnya.