KABARINDAH.COM, Bandung – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menyelenggarakan Seminar Kepenulisan Tugas Akhir pada Senin (14/07/2025) di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung.
Ketua BEM UM Bandung Muhammad Tazakka Ahsan menyampaikan bahwa acara ini menjadi salah satu bukti konkret kontribusi mahasiswa dalam memberikan dampak nyata kepada rekan-rekan sesama mahasiswa.
“Melalui seminar ini, kami ingin menghadirkan solusi, bukan hanya teori, tetapi juga praktik untuk mendampingi mahasiswa hingga tugas akhir mereka selesai tepat waktu,” katanya.
Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier UM Bandung Taufik Maulana turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia menilai, seminar ini sangat penting untuk memberikan motivasi tambahan kepada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
“Biasanya di semester akhir ini semangat suka naik turun. Maka dengan seminar seperti ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga motivasi,” ungkapnya.
Mengolah judul skripsi bersama AI
Sebagai narasumber, Founder Belajar Riset Indonesia Yurid Audina membagikan berbagai strategi untuk menyusun tugas akhir yang efektif dan menarik.
Ia menekankan pentingnya mahasiswa memahami struktur penelitian, menemukan research gap, dan mengembangkan judul riset yang relevan dengan perkembangan zaman. “Sekarang mahasiswa harus cerdas memanfaatkan AI, seperti Scholar GPT, DeepSeek, Humata AI, atau SINTA Kemdikbud untuk brainstorming topik dan menyusun proposal,” ujar Yurid.
Tidak hanya itu, dia juga menjelaskan kepada peserta mengenai langkah-langkah praktis menyusun skripsi dari awal hingga siap publikasi. “Skripsi bukan cuma soal selesai, tetapi bagaimana menyelesaikannya dengan cara yang cerdas, terstruktur, dan bermakna. Kita bisa manfaatkan teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dalam menemukan ide judul yang siap digarap,” tambahnya.
Mental health jadi fondasi utama
Sementara itu, Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung Irianti Usman menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental selama proses penyusunan tugas akhir.
Menurutnya, banyak mahasiswa mengalami tekanan seperti overthinking, stres berat, bahkan burnout akibat beban skripsi yang menumpuk. “Kalau otakmu capek, dia ngambek. Enggak mau mikir, enggak mau revisi. Maka jaga dulu mentalnya, baru skripsi bisa jalan,” tutur Irianti.
Ia pun membagikan berbagai tips menjaga motivasi, seperti membuat target kecil, menggunakan teknik Pomodoro, membatasi distraksi, hingga memberikan hadiah pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas. “Skripsi itu bukan soal nilai, tetapi latihan disiplin, tanggung jawab, dan manajemen diri,” ujarnya.***(FK)