Turunkan Kasus, Kota Sukabumi Gerakkan Rembug Stunting dan Launching Siapdate

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Pemkot Sukabumi berupaya serius dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Sebab, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting Kota Sukabumi sebesar 26,9 persen.

Di mana prevalensi stunting berdasarkan SKI 2023 mengalami peningjatan jika dibandingkan survei status gizi Indonesia tahun 2022 sebesar 19,2 persen. Salah satu upaya penekanan melalui Rembug Stunting Tingkat Kota Sukabumi tahun 2024 sekaligus Launcing Aplikasi Sistem Aplikasi Data Stunting Terintegrasi (SiApdate) yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi Hotel Balcony Kota Sukabumi, Jumat (31/5/2024).

” Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekuranhan gizi kronis. Ditandai panjang atau tinggi badannya dibawah standar,” ujar Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda Kota Sukabumi Nenden Eviyanti. Sasaran prioritas penurunan stunting pada masa 1.000 hari pertama kehidupan yakni masa kehamilan dan masa anak dibawah 2 tahun,.

Baca Juga:  Dilanda Hujan Deras, BPBD Kota Sukabumi Tangani Belasan Kejadian Bencana

Menurut Nenden, upaya percepatan penurunan stunting mengacu pada Perpres Nomor 72 tahun 2021. Di dalamnya, ada delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.

Ke delapan aksi itu yakni analisa situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, peraturan wali kota tentang percepatan penurunan stujting, pembinaan pemerintah desa dan keluahan, pembinaan data tingkat kota, publikasi hasil analisis prevalensi dan hasil audit stunting dan penilaian kinerja. Saat ini masuk pada tahapan rembug warga dan launching Siapdate.

” Tujuan rembug stunting menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan kegiatan intervensi secara terintegrasi,” ungkap Nenden. Selan itu deklarasi komitmen pemda dan menyepakati rencana kegiatan penurunan stunting terintegarasi. Berikutnya, bangun komitmen publik kegiatan pencegahan stunting secara terintegrasi

Baca Juga:  Ketersediaan Blanko KTP-El di Kota Sukabumi Aman Hingga Satu Bulan ke Depan

Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji yang hadir dalam momen ini menuturkan, Kota Sukabumi sebagai bagian dari Provinsi Jawa Barat memiliki peran dalam pencapaian target prevalensi stunting Jawa barat. Dengan melakukan strategi diantaranya, yang pertama pemantauan tumbuh kembang dan kondisi kesehatan balita, kedua pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal dengan sasaran ibu hamil kek/berisiko kek dan balita wasting dan under weight, ketiga kolaborasi dengan berbagai sektor dalam pencegahan balita stunting baru.

Berdasarkan hal pelaksanaan tersebut kata Kusmana,maka rembuk stunting dan peluncuran aplikasi Siapdate ini merupakan langkah penting untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan prevalensi stunting. Upaya ini dilaksanakan bersama sama antara perangkat daerah penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarkat.

Baca Juga:  Tanggulangi Kekumuhan, Sukabumi Bangun Kawasan Terpadu di Dua Kelurahan

Dalam kesempatan rembuk stunting ini, Kusmana mengajak seluruh perangkat daerah dan elemen terkait untuk berpartisipasi aktif dan menyukseskan kegiatan tersebut sebagai salah bentuk dukungan intervensi dalam pencegahan stunting. Ia juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kota Sukabumi.