Sepanjang Semester Pertama 2025, BPBD : Ada 131 Kejadian Bencana di Kota Sukabumi

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Sebanyak 131 kejadian bencana terjadi dalam rentang waktu Januari hingga Juni 2025. Di mana, kasus bencana alam di Kota Sukabumi yang paling banyak yakni cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik menerangkan, dari jumlah total bencana yang terjadi sepanjang Januari hingga Juni 2025 tersebut, total area terdampak seluas 2.310 meter persegi. Sementara itu warga yang terdampak bencana yakni sebanyak 146 kepala keluarga (KK) atau terdiri atas 171 warga terdampak langsung.

” Cuaca ekstrem menjadi bencana yang paling dominan dengan 54 kejadian, disusul banjir 51 kejadian, tanah longsor 14 kejadian,” kata Novian, Selasa (22/7/2025). Selanjutnya, kebakaran permukiman 9 kali, dan angin topan sebanyak 3 kali.

Baca Juga:  Sejak Januari Hingga Mei 2025, Bencana di Kota Sukabumi Sebabkan Kerugian Ditaksir Rp 1,3 Miliar

Menurut Novian, data menunjukkan Kecamatan Warudoyong menjadi wilayah dengan kejadian bencana terbanyak, mencapai 27 kali, diikuti Baros dengan 26 kejadian dan Lembursitu sebanyak 19 kejadian. Khusus di Warudoyong, kerugian ditaksir mencapai Rp 193 juta dengan luas area terdampak mencapai 418 meter persegi.

” Sementara itu, bencana cuaca ekstrem bukan hanya paling sering terjadi, tapi juga menimbulkan kerugian tertinggi, yaitu Rp 1,009 miliar dari seluruh kejadian, meski hanya berdampak pada area seluas 1.011 meter persegi,” ungkap Novian. Disusul tanah longsor dengan kerugian Rp 227 juta dan banjir Rp 77,8 juta.

Secara bulanan, Mei 2025 menjadi puncak kejadian bencana dengan 37 kasus, disusul Maret 39 kasus, April 23 kasus, Januari 22 kasus, dan Juni 7 kasus. Pada bulan Juni saja, tercatat 4 kali kebakaran permukiman, 2 kali cuaca ekstrem, dan 1 tanah longsor. Meskipun hanya 5 warga terdampak dan 5 unit bangunan rusak, nilai kerugian mencapai Rp 35 juta.

Baca Juga:  Wujudkan Entrepreneurial University, Kini UMBandung Miliki Belasan Pusat Studi

” Lonjakan bencana pada bulan-bulan tertentu berkaitan erat dengan curah hujan tinggi dan faktor iklim,” terang Novian. Berdasarkan laporan Stasiun Klimatologi Jawa Barat, pada dasarian II Juni 2025, curah hujan bervariasi dari rendah 33 persen, sedang 58 persen, hingga tinggi 9 persen.

Menanggapi tingginya risiko bencana, BPBD Kota Sukabumi telah menggelar berbagai langkah strategis, mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, hingga penanganan pascabencana. Adapun, beberapa aksi nyata yang telah dilakukan BPBD diantaranta, penetapan status siaga darurat bencana banjir, cuaca ekstrem, dan longsor sejak awal tahun hingga 31 Mei 2025 berdasarkan SK wali kota.

” Selain itu, simulasi kebencanaan dan pelatihan penyelamatan diri di sekolah-sekolah seperti SMPN 10, SDN Balandongan, dan SDN Sindangsari,” kata Novian. Kegiatan lainnya yaitu, pelatihan mitigasi bencana bagi masyarakat daerah rawan, termasuk di Kadudampit dan Cibeureum.

Baca Juga:  Cegah Longsor Susulan, BPBD Kota Sukabumi Gencarkan Pemasangan Bronjong

Selain itu, BPBD juga aktif dalam penyusunan dokumen strategis pembangunan, pengumpulan data statistik sektoral, hingga mendukung agenda nasional seperti Kota Layak Anak, Pengarusutamaan Gender, dan verifikasi Kota Sehat. “Kami tidak hanya fokus pada penanganan bencana saat terjadi, tapi juga membangun sistem mitigasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor. Ini penting untuk membangun Kota Sukabumi yang tangguh bencana,” jelasnya. Riga Nurul Iman