Perencanaan Pembangunan di Kota Sukabumi Libatkan Penyandang Disabilitas Hingga Lansia

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Proses perencanaan pembangunan di Kota Sukabumi dirancang dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Di antaranya para penyandang disabilitas, lansia, perempuan, dan anak.

Hal ini tergambar dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tematik inklusif yang digelar Bappeda Kota Sukabumi di Ruang Pertemuan (Ruper) Jumat (14/11/2025). Kegiatan tersebht dibuka langsung Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, dan dihadiri Kepala Bappeda Kota Sukabumi Moh Hasan Asari dan berbagai organisasi masyarakat yang mewakili kelompok rentan tersebut.

” Musrenbang ini menjadi wadah strategis untuk menyerap aspirasi kelompok rentan secara langsung,” ujar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki. Ia menyatakan kelompok disabilitas, lansia, perempuan, dan anak memiliki hak yang sama untuk menikmati pembangunan.

Sehingga lanjut Ayep, harus ada keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan sosial. Pemerintah bertanggung jawab untuk menyelaraskan kebutuhan ini dengan kemampuan anggaran daerah.

Dalam forum ini kata Ayep, pemerintah daerah menegaskan komitmen untuk menghadirkan proses perencanaan pembangunan yang lebih inklusif. Intinya, ada keberpihakan kepada kelompok rentan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban moral dan konstitusional.

Di sisi lain Ayep mengatakan, pemerintah tengah berikhtiar bersama demi pembangunan kota. Ia menekankan pentingnya pergaulan positif, saling menasihati, dan saling mendukung, terutama dalam membangun Kota Sukabumi yang berpihak kepada semua kelompok masyarakat.

Wali kota memaparkan sejumlah capaian pemerintah. Di antaranya penurunan angka prevalensi stunting hingga 7,2 persen yang membuat Kota Sukabumi meraih insentif fiskal sebesar Rp5,5 miliar.

“Pertumbuhan ekonomi daerah juga sangat baik, mencapai 5,46 persen. Capaian ini menjadi dasar penting untuk melangkah menuju pembangunan yang lebih berkeadilan,” ujar Ayep. Ia menegaskan pembangunan sejati bukan hanya diukur dari gedung-gedung megah, jalan yang lebar, atau taman yang indah.

Menurutnya, pembangunan yang bermakna adalah pembangunan yang mampu menghadirkan kebahagiaan dan kemandirian bagi seluruh warga. Termasuk mereka yang selama ini jarang terdengar suaranya. Riga Nurul Iman

Exit mobile version