Oleh Noto Susanto SE MM
Dosen Universitas Pamulang/Security Advisor PT ISS Indonesia/ Anggota KOPI SMA (Komunitas Penulis Indonesia, Sahabat Merangkai Aksara).
Jam bumi atau Earth Hour merupakan kegiatan global yang diadakan oleh “Word Wide Fund For Nature” pada akhir pekan bulan Maret setiap tahunnya. Bumi semakin tua, sebagai anak bangsa sudah seharusnya ikut berkontribusi membangun kesadaran dan kepedulian serta ikut untuk memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan atau tidak digunakan dalam kondisi tertentu.
Mengutip dari laman resmi Earth Hour, gerakan untuk menyelamatkan bumi dimulai pertama kalinya di sydney, Australia pada tahun 2007 lalu. Terhitung dari sekarang sudah berjalan sekitar 14 tahun peradaban umat manusia di muka bumi ini berpartisipasi mematikan lampu, media elektronik, energi lisrik, dan sejenisnya.
Logikanya dalam menerapkan Earth Hour dengan perbandingan manusia yang membutuhkan istirahat dalam waktu 24 jam. Begitu juga bumi tempat kehidupan masyarakat atau penduduk Negara manapun, tentunya membutuhkan istirahat, dengan penjelasan untuk menjaga bumi oleh masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan hidup terutama di muka bumi ini.
Perayaan Earth Hour mengajak semua elemen masyarakat baik individu, lingkungan perumahan, organisasi tertentu, pelaku bisnis, pemerintah, perkantoran, industri, tempat umum, dan semua manusia yang hidup di muka bumi di seluruh dunia. Ikut serta kampanye mematikan lampu dan alat elektronik selama sekitar 60 menit atau 1 Jam.
Kesadaran masyarakat bahkan Negara dalam Earth Hour, menjadi utama dan fokus untuk diperhatikan terutama perubahan iklim bumi yang disebabkan oleh penduduk masyarakat sendiri seperti dalam pemadaman lampu dan penggunaan perlengkapan elektronik lainnya.
Solidaritas masyarakat lebih dari 7.000 kota dan lebih dari 170 Negara dan jutaan orang, kemungkinan besar untuk memberikan informasi Earth Hour kepada seluruh penduduk Negara manapun untuk melindungi Earth Hour dan informasi dari WWF. Hal tersebut dikemukakan juga dari Independent sebagai wadah untuk mengirim informasi melalui kegiatan Earth hour tersebut.
Apa Alasannya? Yang mengharuskan kita untuk ikut serta atau berpartisipasi, bahwa WWF menyampaikan bumi sedang krisis kerusakan bumi berjalan begitu cepat. Hal tersebut terbukti dalam laporan WWF-UK Living Planet Report, sebanyak 80 persen spesies air musnah, sedangkan lebih dari 50 % populasi hewan darat punah, 40 % hutan berubah menjadi lahan pertanian dengan 15 juta pohon hilang tiap tahun untuk bahan baku minyak.
Dari alasan tersebut, memang adanya seperti diketahui bersama iklim bumi di Indonesia mengalami perubahan yang dahsyat, sehingga merusak ekosistem yang ada di muka bumi dan mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Hal ini terjadi karena penebangan pohon liar, pembakaran hutan, penebangan pohon untuk lahan pertanian, lahan atau hutan menjadi gundul sehingga tidak terjadi resapan air, dan lain sebagainya.
Analisis dan fenomena terkait Earth Hour dalam uraian di atas, dengan perubahan iklim bumi bahwa masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan Earth Hour, jangan merusak alam yang ada di muka bumi ini. Bumi semakin panas, bumi akan mengamuk, bumi akan mencekam keadaan yang tidak terduga, bumi tempat manusia hidup bisa berubah seketika, kemungkinan ini akan terjadi jika perbuatan manusia belum dibukakan pintu kesadarannya.
Mitigasi atau tindakan pencegahan dalam Earth Hour tersebut, yang utama hemat listrik faktor paling mendukung untuk memaksimalkan menjadi iklim perubahan di muka bumi ini, kegiatan lainnya terutama di Indonesia bisa menjadi ambasador bebas dari sampah dan buang sampah pada tempatnya, penanaman pohon mangrove di setiap lingkungan kota baik provinsi dan kabupaten, membangun kesadaran manusia terhadap ekosistem hayati yang beranekaragam, yang paling penting kepada seluruh masyarakat Indonesia membangun kesadaran dan komitmen terhadap kegiatan Earth Hour.
Dengan bukti perubahan Negara lain seperti Argentina sejak sekitar 10 tahun lebih telah melaksanakan tindakan Earth Hour membantu penciptaan 3,4 juta hektare kawasan lindung laut, hutan seluas 2.700 hektare di Uganda dan membantu undang-undang baru untuk perlindungan laut dan hutan di Rusia. Dengan Earth hour Negara mencoba berlomba-lomba menunjukan keberhasilan atau kegiatan di lakukan oleh masyarakat atau pemerintah sesuai dengan Negara masing-masing.
“Sedangkan pencapaian Negara Indonesia, Earth Hour selamat tiga tahun kedepan bersama WWF-Indonesia akan mendukung pemerintah Indonesia untuk berkomitmen pengurangan emisi sebanyak 26 % pada tahun 2020 melalui gerakan reforestasi,” Berdasarkan kutipan dari Dewi by Satriani, Manajer Kampanye WWF-Indonesia. Ini salah satu bentuk kepedulian masyarakat ikut berperan penuh dalam kegiatan Earth Hour.
Earth Hour dalam ilmu manajemen bisa mengatur dan membuat perencanaan terhadap kegiatan Earth Hour, seharusnya tidak hanya setahun sekali untuk mematikan lampu yang dia anggap tidak perlu. Earth Hour bisa dilaksanakan setiap bulan atau setiap hari dengan pertimbangan segala urgensi terkait penggunaan listrik dan elektronik. Sehingga pihak terkait membangun dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian dalam mengatur dan membuat perencanaan.
Siapa yang mengatur dan merencanakan? Dimulai dari diri sendiri untuk keluarga dan dari organisasi, pemerintahan,pelaku usaha,swasta dan lain sebagainya sesuai yang diuraikan diatas. Implementasinya terutama untuk sektor pelaku usaha dan tempat kerja, pimpinan memberikan informasi terkait kegiatan Earth Hour dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan atau kegiatan lainnya tentunya berbeda-beda, tergantung inisiatif dan ide dari pimpinan tersebut.
Tujuannya untuk membuat bumi sejuk dan harus berpikir juga seperti apa bumi di masa akan datang, jika kita tidak peduli saat ini. Bumi sudah panas setiap harinya bisa datang dari minyak bumi, gas alam, batu bara, emisi kendaraan, polusi udara, polusi pabrik, dan lain sebagainya. Dari sisi lain perbuatan manusia yang sengaja merusak alam atau mempersempit pergerakan habitat laut dan darat menjadi fokus juga untuk di evaluasi oleh pemerintah setempat baik pusat maupun daerah.
Dari penjelasan di atas, penulisan mencoba menganalisa berdasarkan pengalaman menulis dan beberapa mengutip dari artikel online “Earth Hour, Aksi Serentak ‘Satu Jam’ demi Lindungi Bumi cnn.id/285478”. Mari ikut serta dalam menyelamatkan bumi dalam waktu 1 jam. Semoga bermanfaat, jika ada yang keliru mohon dimaklumi. (*)