KABARINDAH.COM – Pemulihan ekonomi Indonesia menjadi satu agenda mendesak yang perlu direalisasikan. Sejak pandemi melanda Indonesia, usaha kecil dan menengah ikut terimbas.
Di satu sisi sebelum pandemi covid-19, lembaga inkubator di Indonesia didorong pemerintah untuk menghasilkan para startup dan wirausaha yang memanfaatkan kemajuan serta inovasi teknologi 4.0 dan 5.0.
Hadirnya usaha-usaha rintisan di kalangan anak muda terutama mahasiswa menandai tonggak lahirnya usaha-usaha rintisan yang menjadi salah satu solusi terbukanya lapangan kerja baru.
Dilandasi hal tersebut, Lembaga Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah pun mendirikan Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI).
MCEBI sendiri memiliki target melahirkan sebanyak mungkin wirausahawan muda yang andal, sukses, dan tetap beretika.
Pada kesempatan “Klinik Bisnis Bareng Sandiaga” yang digelar Selasa (01/02/2022) kemarin, dimanfaatkan MCEBI sebagai sarana berbagi pengalaman antara wirausahawan mahasiswa (studentpreneur) dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang juga sebagai birokrat sekaligus wirausahawan sukses.
Ketua MCEBI Endang Rudiatin mengatakan ”Klinik Bisnis” tersebut menjadi kolaborasi berkelanjutan antara MCEBI dengan Sandiaga Uno dalam program pemulihan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.
Menurutnya, ikhtiar 29 Lembaga Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan PTMA mendirikan MCEBI perlu didukung dan mendapat pendampingan secara terus-menerus.
Sebab, dari sanalah nanti akan selalu ada bibit-bibit muda yang perlu pendampingan untuk menjadi wirausaha yang turut andil dalam peningkatan perekonomian nasional sehingga membawa kemashlahatan bagi bangsa dan negara.
Sementara itu, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam sambutannya, memberikan apreasi atas penyelengaraan program dan kerja sama antara Lembaga Inkubator PTMA dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
”Kehormatan bagi kami telah dipercaya sebagai mitra dalam pengembangan kewirausahaan mahasiswa,” ucap Abdul Mu’ti.
Abdul Mu’ti berharap program ini menjadi bagian penting untuk meningkatkan kompetensi dan integritas sebagai entrepreneur yang dibutuhkan negara.
”Bagaimana organisasi (Muhammadiyah) bisa dibentuk dengan baik juga karena kegiatan kewirausahaannya, dimana Muhammadiyah sendiri didirikan oleh KH Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai seorang pedagang batik,” lanjutnya.
Abdul Mu’ti mengatakan para mahasiswa perlu memiliki mental kompetensi dan menumbuhkan kreativitas sebaik mungkin.
”Selain itu, yang tidak kalah penting juga para mahasiswa perlu bersinergi membangun industri kreatif yang berdaulat di negara kita,” kata Abdul Mu’ti.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno merasa tersanjung dengan Muhammadiyah yang ingin berkolaborasi dengan kementeriannya.
Kemenprakrekaf sendiri, menurut Sandi—sapaan akrabnya—sedang membuat terobosan bagi program kewirausahaan untuk 60 juta UMKM agar dapat disentuh dengan program-program kewirausahaan agar UMKM bisa lebih berkembang.
Tiga Studentpreneur Raih Penghargaan
Selain berbagi pengalaman seputar bisnis, ada pemberian beberapa kategori penghargaan terhadap para studentepreneur.
Salah satu studentpreneur dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Indi Dwi Lutfitriani memenangkan Best Business Growth Plan dengan platform yang diciptakan yaitu beribahasa.com.
Beribahasa (www.beribahasa.com) adalah platform pembelajaran bahasa asing secara daring yang mempertemukan murid dengan tutor tanpa terhalang jarak, dengan waktu fleksibel dan kurikulum sesuai kebutuhan, serta harga yang terjangkau.
Sama seperti Indi, studentpreneur dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memenangi Best Marketing Strategy dengan brand produknya yaitu Peyek Kupang DJ.
Peyek Kupang DJ sendiri adalah bisnis kuliner camilan yang memanfaatkan kupang sebagai sumber daya alam melimpah di Kabupaten Sidoarjo yang kaya khasiat untuk kesehatan.
Tidak hanya itu, studentpreneur dari ITB Ahmad Dahlan Jakarta juga memenangi Best Social Impact dengan brand usahanya yaitu Kopi Nineteen.
Kopi Nineteen adalah kedai kopi yang tidak hanya menghasilkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau bagi pelajar. Namun, juga menghadirkan sebuah ruang pelatihan dan pengembangan pemuda serta UMKM di daerah setempat secara gratis.
Kopi Nineteen juga mengajak konsumen untuk bersedekah, dari Rp500,- tiap gelas kopinya yang terjual dan didonasikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bersama mereka, hadir juga studentpreneur dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Silvia Nur Indah Sari yang mendapatkan gelar Best Family Hero dari MCEBI.
Dia diganjar penghargaan karena perannya membantu usaha keluarganya yang membuat donat dan dimodifikasi menjadi donat kentang.
Brand usahanya tersebut mengadopsi konsep donat yang sudah terkenal dan menjadi makanan kelas menengah atas.
Acara yang dilaksanakan secara luring dan daring tersebut dihadiri oleh Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah, Ketua AFEB Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah, dan beberapa rektor perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA) yang ada di Indonesia.***