KABARINDAH.COM, Sukabumi–Sebanyak 30 orang guru Sekolah Luar Biasa (SLB ) Kota dan Kabupaten Sukabumi mengikuti program pengimbasan Training Of Trainer (TOT) pengajaran program Al-quran Isyarat tahun 2025 di Aula Pertemuan SLB B Budi Nurani Kota Sukabumi, Sabtu (6/12/2025). Targetnya para guru SLB dapat menguasai metode pembelajaran Alquran yang mudah dipahami oleh para siswa.
Dalam momen itu hadir Ketua Baznas Kota Sukabumi Miftah Amir, Penasehat Isyarat Tuli (PIT) Rama Syahti, pengawas KCD wilayah 5 Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dan tamu undangan lainya
Ketua Baznas Kota Sukabumi Miftah Amir mengatakan, program ini merupakan uapaya Baznas RI memperluas akses pembelajaran Alquran inklusif bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (PDSRW). Kegiatan ini juga sebagai tinjak lanjut program TOT pengajaran Alquran sebelumnya.
” Guru-guru yang mengajar di sekolah yang berkebutuhan khusus mempunyai kemampuan untuk menjelaskan Al-quran dengan metode yang dijelaskan oleh para mentor,” ujar Miftah. Sehinggga para siswa dapat mengetahui dan mempelajari Alquran dengan baik.
Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Lina Darwati menjelaskan, pihaknya sangat bersyukur SLB B Budi Nurani Kota Sukabumi dipercaya mengadakan Traning Of Trainer untuk program pengimbasan al-quran isyrat untuk tahun 2025. Program TOT ini merupakan program Baznas RI untuk memperluas manfaat dakwah inklusif bagi penyandang Disabilitas Rungu Wicara di seluruh Indonesia.
Dengan adanya kegiatan ini Baznas RI menargetkan dapat membangun ekosistem pembelajaran Al-quran yang ramah disabilitas yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Adapun yang mengikuti TOT ini berjumlah 30 orang guru yanh berasal dari sekolah SLB yang berada di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Dengan adanya kegiatan ini para guru yang mengajar di SLB ini dapat memberikan pelayanan, bimbingan dan pengajaran Al-quran yang di isyaratkan. Ked epanyan guru-guru ini juga dapat mengikuti program TOT untuk tahun mendaatang .
Salah seorang mentor kegiatan dari Baznas RI Rama Syahti mengatakan, untuk TOT pengajaran Isyarat Al-Quran ini diberikan 2 metode pengajaran Qitabah dan Tilawah. Metode Qitabah adalah metode yang fokus pada penulisan dan pemahaman visual teks Al-Qur’an, khususnya melalui bahasa isyarat.
Metode Kitabah ini melengkapi metode pengajaran Al-Qur’an tradisional (seperti Iqra’, Qiroati, Yanbu’a) dengan pendekatan khusus untuk memaksimalkan pemahaman visual dan linguistik bagi semua pembelajar. Terutama yang memiliki keterbatasan pendengaran.
Adapun untuk metode Tilawah adalah metode membaca Al-Quran yang menekankan pada pembiasaan, penggunaan sesuai kaidah tajwid. Adapun kesulitan di dalam TOT ini para peserta kesulitan di dalam gerakan tangan karena masih belum terbiasa.
” Namun yang terpenting para peserta dapat termotivasi dan memahami teori yang di sampaikan,” terang Rama. Berharap, para guru nantinya mengusasi dua metode ini sehingga bisa di ajarkan kepada peserta didik tuli dan usaha untuk menyebarkannya. Riga Nurul Iman
