Bappeda Kota Sukabumi Inisiasi Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

KABARINDAH.COM, Sukabumi–Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi menginisiasi kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Ruang Pertemuan Bappeda pada Senin (13/10/2025). Momen ini dalam upaya mempercepat capaian target pembangunan daerah, khususnya terkait sepuluh program strategis nasional.

Dalam momen itu hadir Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki yang menegaskan pentingnya percepatan kinerja, kejujuran, dan integritas dalam proses pengendalian serta evaluasi pembangunan daerah. Selain itu hadir pula Sekretaris Daerah Kota Sukabumi Andang Tjahjandi, Kepala Bappeda Kota Sukabumi M Hasan Asari, dan para kepala perangkat daerah di lingkungan Pemkot Sukabumi.

” Waktu dua setengah bulan ke depan harus digunakan secara efektif untuk mempercepat capaian target pembangunan daerah, khususnya terkait sepuluh program strategis nasional,” ujar Ayep. Dalam arrian apa yang harus dikerjakan ke depan dan jangan diam serta mengukur sudah berapa persen untuk mewujudkan 10 program strategis nasional dan yang penting dalam merespons program pusat.

Evaluasi lanjut Ayep, harus dimaknai sebagai upaya memperbaiki dan mempercepat kinerja ke depan, bukan hanya melihat capaian masa lalu. “Kalau kita bicara evaluasi ke belakang, itu karena yang sudah tidak mungkin diubah. Yang penting adalah bagaimana mensukseskan dua setengah bulan ke depan,” jelasnya.

Ayep meminta semua bersemangat agar target PAD terus meningkat. ” Dari rencana Rp 130 miliar bisa tidak ke Rp 140 miliar, fokus saja di situ,” ujarnya.

Evaluasi ini tutur Ayep, harus menjadi momentum memperbaiki kinerja bukan sekadar formalitas laporan. Ia menekankan pentingnya kerja keras, kejujuran, dan sinergi antarperangkat daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Bappeda Kota Sukabumi Asep Supriadi menerangkan, p<span;>roses pengendalian dan evaluasi pembangunan dilakukan secara berkelanjutan sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. “Proses evaluasi berjalan dari awal sampai akhir. Pengendalian dan evaluasi dilakukan sejak proses perencanaan itu dimulai. Sedangkan untuk evaluasi, dilakukan pada ruang lingkup tertentu, seperti yang kita laksanakan hari ini,” jelasnya.

Kegiatan ini juga sambung Asep menjadi tindak lanjut dari regulasi terbaru, antara lain Permendagri Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, serta Surat Edaran Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan tentang pembinaan dan pengawasan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Selain itu kepala daerah wajib memahami dan melaksanakan program strategis nasional serta melaporkannya secara berkala setiap enam belas hari.

“Ada sepuluh program strategis nasional yang menjadi penilaian bagi kepala daerah setiap tahunnya,” kata Asep. Termasuk pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, pengadaan barang dan jasa dalam negeri, kesehatan, pendidikan, hingga pertumbuhan ekonomi.

Evaluasi ini juga lanjut Asep, menjadi dasar pemberian insentif fiskal bagi pemerintah daerah. Selain penghargaan, terdapat sanksi apabila daerah tidak mendukung pelaksanaan program strategis nasional tersebut.
Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Hasan Asari, menambahkan, evaluasi kinerja (Evkin) dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa pagu anggaran APBD murni melalui aplikasi Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Kinerja (SIPEKA). “Evaluasi ini menggunakan aplikasi SIPEKA untuk mengukur aktivitas, program, dan indikator kinerja,” katanya.

Setiap perangkat daerah terang Hasan, akan ditampilkan dalam warna berbeda, mulai dari hijau, biru, kuning, hingga merah, untuk menandakan tingkat ketercapaian, dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Ia mengakui, masih terdapat beberapa perangkat daerah dengan capaian kinerja berwarna merah, terutama pada triwulan ketiga.

Namun demikian, perbandingan antara serapan anggaran dan capaian kinerja menunjukkan bahwa ada beberapa OPD dengan serapan tinggi tetapi capaian belum maksimal karena keterbatasan bukti output (evidence). Riga Nurul Iman

Exit mobile version